Участник:11BolaWebsite: различия между версиями

Материал из Wiki Mininuniver
Перейти к навигацииПерейти к поиску
(Новая страница: «'''Membuat Tubuh Lebih Atletis Dengan Olahraga''' - Secara umum, dapat disimpulkan bahwa latihan fisik dalam kondisi hipoksia mempunyai manfaat dalam menurunkan k…»)
 
(нет различий)

Текущая версия на 20:49, 16 августа 2025

Membuat Tubuh Lebih Atletis Dengan Olahraga - Secara umum, dapat disimpulkan bahwa latihan fisik dalam kondisi hipoksia mempunyai manfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah pada subjek dengan indeks massa tubuh >25 kg/m2 (obesitas). Untuk mengatur pengkondisian hipoksia pada setiap orang dengan lebih baik. Stimulasi hipoksia harus dilakukan lebih terkonsentrasi pada penggunaan target saturasi oksigen (SpO2) daripada memodifikasi kadar fraksi oksigen (FiO2) di ruang atau menggunakan masker. Untuk memahami secara menyeluruh berbagai dampak dan jalur fisiologis pengaruh latihan fisik dalam kondisi hipoksia. Ini diperlukan penelitian lebih lanjut terkait berbagai jenis dan intensitas olahraga maupun pengkondisian hipoksia.

Tercapainya prestasi atlet Indonesia dalam kancah nasional maupun internasional tidak lepas dari monitoring dan evaluasi kondisi fisik dan performa atlet. Performa atlet dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu komposisi tubuh. Pemantauan komposisi tubuh atlet menjadi penting untuk mendukung prestasi olahraga baik daerah maupun nasional. Melakukan asesmen terhadap komposisi tubuh atlet merupakan salah satu faktor untuk mengoptimalkan performa, yang juga berkaitan dengan peningkatan kebugaran kardiorespirasi dan kekuatan. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi komposisi tubuh pada atlet diantaranya massa lemak pada level molekuler, level seluler seperti massa sel tubuh dan cairan intra atau ekstraseluler, atau massa otot dari level jaringan. Komposisi tubuh atlet yang tidak diperhatikan dapat menyebabkan performa yang kurang optimal hingga dapat menjadi salah satu faktor cidera.

Olahraga berdasarkan energi yang dikeluarkan dan adaptasi 11Bola Link Masuk latihan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu daya tahan, kekuatan, dan olahraga tim (kelompok) atau gabungan daya tahan dan kekuatan. Contoh olahraga daya tahan adalah lari marathon, olahraga kekuatan contohnya lari sprint, dan olahraga tim atau gabungan daya tahan dan kekuatan contohnya sepakbola. Setiap kategori olahraga memerlukan jenis latihan dan aktivitas tertentu, hal ini akan mempengaruhi komposisi tubuh atlet. Olahraga yang membutuhkan daya tahan dengan durasi lama tentu menyesuaikan bentuk latihan untuk peningkatan daya tahan jantung, berbeda dengan atlet yang membutuhkan peningkatan kekuatan dan massa otot seperti angkat besi dan angkat berat. Perbedaan komposisi tubuh atlet yang beragam merupakan suatu hal yang menarik, hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan faktor latihan.

Komposisi Tubuh Yang Baik Dengan Berolahraga

Untuk membuktikan adanya perbedaan komposisi tubuh pada atlet antara kategori daya tahan, kekuatan, dan olahraga tim, telah dilakukan studi pada 251 orang atlet elit laki-laki dan perempuan berusia antara 20 – 30 tahun dari 21 jenis cabang olahraga. Studi ini dilakukan saat atlet memasuki periode sebelum bertanding. Pengukuran komposisi tubuh atlet yang meliputi berat badan, massa lemak, massa tubuh tanpa lemak, massa otot, total cairan dalam tubuh, dan cairan ekstraseluler dilakukan dengan menggunakan Bioelectrical impedance analysis (BIA) SECA 515 mBCA.

Hasil studi menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada masing-masing parameter komposisi tubuh antar kategori olahraga baik pada atlet pria maupun wanita. Temuan menunjukkan bahwa kategori olahraga daya tahan memiliki masa lemak maupun massa otot paling rendah bila dibanding kategori olahraga kekuatan dan olahraga tim. Selain itu, pada atlet wanita, didapatkan massa otot dan cairan tertinggi pada kategori olahraga tim. Pada atlet laki-laki tertinggi pada kategori kekuatan. Berdasarkan hasil statistik menunjukkan adanya perbedaan komposisi tubuh yang bermakna antar kategori olahraga tersebut.

Hal ini dapat dikaitkan dengan perbedaan program latihan dan kebutuhan setiap kategori olahraga dalam memaksimalkan performa. Penelitian telah menunjukkan bahwa massa lemak yang rendah diinginkan pada pelari karena kelebihan jaringan adiposa (lemak) menyebabkan peningkatan kerja otot selama mempercepat langkah yang menyebabkan pengeluaran energi yang lebih tinggi. Selain itu olahraga daya tahan dikaitkan dengan peningkatan pembentukan dan mitokondria (yang merupakan bagian sel untuk menghasilkan energi), serta memiliki tingkat pembakaran lemak yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mengapa atlet olahraga daya tahan memiliki massa lemak yang lebih rendah.

Selain itu semakin tinggi massa otot dikaitkan dengan peningkatan performa pada olahraga kekuatan dan olahraga tim. Massa tubuh yang tinggi pada olahraga kekuatan dan tim diperlukan karena sistem energi yang digunakan pada olahraga ini dominan bersifat anaerobic (tidak membutuhkan banyak oksigen). Massa otot merupakan faktor penting dalam olahraga yang membutuhkan kekuatan atau power otot sehingga kategori olahraga ini melakukan latihan ketahanan dan latihan kekuatan dengan fokus utama pada pembesaran atau hipertrofi otot.